Jumat, 08 November 2019

Company Outing Belitung Trip 2019 (Day 1) : Explore Belitung Timur

Tanjung Pandan - Pantai Burung Mandi - Manggar
   Habis perut diisi dengan Mie Belitung, tour pun berlanjut menuju Belitung Timur. Perjalanan ke Belitung Timur dari bandara memakan waktu sekitar 1,5 - 2 jam. Sepanjang perjalanan, kami dijelaskan oleh tour guide dari AMJ Tour mengenai sejarah dan budaya masyarakat Belitung. Sebagian sih ada yang dengerin, ada juga yang tidur kekenyangan...he..he.. Setelah perjalanan yang cukup panjang, kami pun tiba di destinasi pertama Belitung Timur, yaitu Vihara Kwan Im di Pantai Burung Mandi. Vihara ini merupakan vihara yang terbesar di Belitung, dengan ciri khas patung Kwan Im besar di bagian puncak bukit. Sebelum nya kami pun foto group lagi sebelum mengexplore vihara ini untuk berfoto dan narsis ria, dibantu para tour guide yang mengarahkan supaya angle fotonya bagus..
Foto group di depan Vihara Kwan Im
Foto di depan patung Kwan Im
Pose lain di depan patung Kwan Im


Area sekitar Vihara
   Karena jam sudah menujukkan pukul 13.00, perjalanan dilanjutkan ke RM Sinar Laut/Ayung di daerah Pantai Serdang, Manggar untuk makan siang. Menu yang disajikan adalah menu seafood tentunya, dan menu khas resto ini adalah tim ikan kerisi dan cah genjer. Tapi banyak yang kurang suka dengan menu ini, jadi sisanya cukup banyak juga karena setiap orang dapat jatah 1 ekor ikan. Setelah seleasi makan, peserta diberi waktu sebentar untuk explore Pantai Serdang, yang merupakan pantai para nelayan pencari ikan. Makanya view pantai ini kurang bagus, banyak perahu nelayan juga yang sedang bersandar.
Suasana Restoran

Pantai Serdang, Manggar
Logo Restoran
Setelah kenyang, perjalanan pun dilanjutkan ke daerah Gantong, untuk mengunjungi replika SD Muhammadiyah yang merupakan lokasi syuting Laskar Pelangi, Rumah Siput di Dermaga Kirana, dan Kampoeng Fifi (d/h Kampoeng Ahok), juga mampir ke Dinas Pariwisata Belitung Timur


Pantai Burung Mandi - Manggar - Gantong
    Setelah menempuh perjalanan sekitar 15-20 menit, bus pun masuk ke kawasan pemerintahan daerah Belitung Timur. Ide menggabungkan semua instansi pemerintahan dalam satu kawasan merupakan ide dari Bupati Belitung Timur, yaitu Bp. Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) saat itu, supaya masyarakat tidak perlu jauh-jauh untuk mengurus perizinan karena semua instansi letaknya berdekatan. Ini yang dinamakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). Bus pun memarkir mobilnya di depan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Belitung Timur (OWUN). Kami disambut oleh pemandu yang menjelaskan tentang timah dan kopi yang merupakan komoditas dari Belitung yang sudah terkenal. Kami diajak berkeliling kantor dinas pariwisata, dan ditunjukkan juga hewan khas Belitung, yaitu Tarsius, Sugar Glider dan Buaya Muara. Juga dijelaskan tentang sejarah dan budaya Belitung, Setelah berkeliling dan berfoto-foto, kami pun kembali ke bus dan melanjutkan perjalanan menuju Gantong.
Tarsius, hewan khas Belitung
Benda bersejarah peninggalan budaya Belitung
Baju Adat/Pengantin Belitung dan contoh seserahan
Salah satu spot Art 3D yang bisa digunakan untuk berfoto-foto
   Perjalanan dilanjutkan menuju Kampoeng Fifi, yaitu rumah adat asli Belitung yang telah direnovasi dan digunakan sebagai pusat penjualan souvenir dari masyarakat Belitung. Tujuannya untuk memajukan UKM masyarakat setempat. Rumah ini terletak di seberang rumah orang tua pak Ahok. Sebelumnya Rumah ini bernama Kampoeng Ahok, saat beliau menjabat sebagai Bupati Belitung Timur. Pada saat beliau pindah ke Jakarta, akhirnya rumah ini berganti nama menjadi Kampoeng Fifi. Fifi adalah adik pak Ahok, karena masyarakat Belitung menginginkan Rumah ini menggunakan nama warga Belitung Timur sendiri. Saat kami ke sana, ibu Fifi kebetulan juga sedang berada di sana. Sebagian dari kami pun minta foto bersama beliau.
Foto group di Kampoeng Fifi
Dari sini perjalanan berlanjut ke bangunan SD Muhammadiyah di Gantong, tempat penulis buku Laskar Pelangi Andrea Hirata bersekolah. Sekedar info, bangunan ini merupakan replika dari bangunan asli, yang digunakan saat syuting film Laskar Pelangi karena bangunan asli nya sendiri sudah hancur tergerus zaman. Di sana kami sempat syuting seolah-olah sedang sekolah dan menyanyikan lagu Laskar Pelangi yg dipopulerkan oleh Nidji. Kami hanya sebentar di sana, lanjut menuju Rumah Siput atau Dermaga Kirana yang berlokasi tidak jauh dari SD Muhammadiyah. Biasanya dalam agenda Belitung Tour selalu memasukkan Museum Kata Andrea Hirata. Tapi berhubung sekarang tiket masuknya sudah Rp 50.000,00 (sudah termasuk 1 buah buku karangan Andrea Hirata), jadi kami hanya lewat saja. 

Replika SD Muhammadiyah Gantong
Dermaga Kirana sebetulnya lebih mirip danau, dengan bangunan-bangunan bulat berbentuk siput sehingga dinamakan Rumah Siput. Kami pun melakukan sesi foto-foto di sini. Setelah puas berfoto, kami pun kembali ke bus untuk menuju Hotel Fairfield by Marriott di Tanjung Pandan dan dijemput kembali untuk makan malam di Pandan House Restaurant.
Pintu masuk Dermaga Kirana
Rumah Siput
Suasana Dermaga, lebih mirip danau ya..

Foto group
    Perjalanan menuju Hotel memakan waktu sekitar 1-1,5 jam. Setelah sampai di hotel, Ci Windi melakukan proses check-in dan membagikan kunci sesuai list yang sudah dibuat. Kami pun mandi dan istirahat sebentar, sampai tiba waktunya bus datang menjemput untuk makan malam di Restaurant Pandan House. Makanannya lumayan enak, chinese food dan seafood. Ada hiburan organ tunggal juga. Beberapa rekan sempat juga menyanyi dan menghibur kami semua setelah makan. Setelah kenyang makan, kami pun kembali ke hotel untuk istirahat karena besok kami akan melakukan hopping island dan snorkling.
Menu makanan Pandan House

Area depan Hotel Fairfield by Marriott

Tidak ada komentar:

Posting Komentar